JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II






DISUSUN OLEH :

NAMA : BELLA VERONICA . S

                   NIM :  A1C11809

                   KELAS : REGULER B 2018



DOSEN PENGAMPU :

Dr. Drs. Syamsurizal., M.Si



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

                         UNIVERSITAS JAMBI

                                        2020




I. Judul : Isolasi Senyawa Bahan Alam (Alkaloid)

II. Hari/Tanggal : Jum’at, 20 November 2020

III. Tujuan

Tujuan dari percobaan ini ialah :

Mahasiswa dapat menguasai teknik-teknik isolasi bahan alamkhususnya alkaloid

Mahasiswa dapat mengenal sifat-sifat kimia alkaloid melalui reaksi pengenalan yang spesifik.


IV. Landasan Teori

Alkaloid itu ialah senyawa organik yang mirip alkali dimana dia mengandung atom nitrogen yang bersifat basa dalam suatu cincin heterosiklik. Karena alkaloid ini bersifat basa maka tumbuhan yang mengandung alkaloid biasanya akan memiliki rasa pahit keberadaan alkaloid pada tumbuhan itu tidaklah merupakan zat metabolisme Tetapi lebih merupakan senyawa metabolit sekunder yang memiliki lebih banyak fungsi eotogis daripada fungsi metabolisme itu sendiri. Biosintesis alkaloid melibatkan reaksi rangkap oksidatif antara fenol dan metilasi, jalur poliketida (Achmad, 2013).

Kafein itu termasuk ke dalam kelompok alkaloid golongan purin, dimana strukturnya banyak mengandung N yang terikat dalam struktur. Kafein juga mempunyai efek fisiologis jika terdapat pada darah yaitu bersifat stimulant. Mengisolasi kafein dari bahan alam contohnyanitu daun teh termasuk karena mudah larut dalam air panas dan lebih larut lagi dalam kloroform. Ekstraksi kafein dari daun teh lebih sulit karena kafein yang terdapat dalam daun pendapat bersama-sama dengan senyawa lain misalnya tannin yang tak larut dalam air dan sukar dipindahkan dari alkaloid. Untuk tannin direakaikan dengan kalsium karbonat membentuk garamnya (Tim Penuntun Kimia Organik II, 2020).

Ekstraksi pelarut merupakan suatu prosess pemisahan campuran larutan yang berdasarkan kecendrungan salah satu komponen untuk terlarut dalam solvent yang digunkan. Zat cair yang mula-mula melarutkan solute ( diluents) sedangkan zat cair yang dikontakkan dengan solute (solvent). Pada kasus ini solvent harus mempunyai sifat yang tidak dapat larut atau dapat larut di dalam diluents tetapi dalam jumlah yang terbatas. Pada proses ekstraksi selalu melibatkan dua tahan, yaitu terjadinya kontak solvent dengan diluents sehingga komponen yang dapat larut (solute) berpindah ke solvent dan pemisahan larutan dari diluents sisa (Murtono, 2009).


V. Alat dan Bahan

5.1 Alat

Corong pisah 500ml

Erlenmeyer

Corong Buchner

Vakum

Pemanas mantel

Gelas kimia 500ml

Corong gelas

5.2 Bahan

Kalsium karbonat 

Serbuk kloroform (metilen klorida)

Benzene Petroleum

Larutan NaOH 5%

Benzene

Plat TLC 

Ca(OH)2

Dragendr of Reagen wagner


VI. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja pada percobaan ini ialah:

Dimasukkan 25 gr the kering kedalam Erlenmeyer 500ml 

ditambahkan 250ml air dan 25 gr CaCo3.

Dipanaskan campuran diatas uap air selama 20menit,sambil sewaktu-waktu diaduk atau di goncang.

Didinginkan diudara, saring larutan air dengan menggunakan corong Buchner besar serta pengisapan sampai sisa padat ditekan kering.Dipindahkan larutan air ke dalam corong pisah 

Dibiarkan dingin diudara, lalu lakukan ekstraksi dua kali masing-masing dengan 25ml kloroform atau metilen klorida. Dengan hati-hati selama 5-10 menit. Jika terjadi emulsi yang sukar dipisahkan, coba tambahkan sedikit pelarut lagi.

Disimpan corong pada statif atau klem,biarkan beberapa saat sampai terpisahkan dua lapisan.

Ditampung seluruh lartan kloroform kedalam tabung destilasi diatas penangas air, sampai diperoleh larutan januhnya yang mungin berwarna hijau.

Didinginkan secara bertahap sampai tebentuk kristalnya sebanyak mungkin.

Dilakukan kristalisasi dengan melarutkannya dalam 5 ml benzene panas dan tambahkan 10ml petroleum benzene.

Dipisahkan Kristal dengan penyaringan vakum menggunakan corong Buchner dilakukan rekkristalisasi tahap dua dengan menggunakan campuran pelarut yang sama.

Ditimbang dan tentukan titik lelehnya (sekitar 225-250°C)


PERMASALAHAN

1. Mengapakah proses kristalisasi dilakukan dengan 2 tahap?

2. Pada proses kristalisasi digunakan pelarut yaitu benzene panas,mengapakah benzene tersebut harus panas? 

3. Sebeluk dilakukan ekstraksi dua kali mengapakah pendinginan dilakukan di udara dan bukan melalui ice bath?


Komentar

  1. Nadiya Qotrunnada Tohiri A1C118073

    Menjawab permasalahan pertama.
    proses kristalisasi dilakukan dengan 2 tahap agar du peroleh hasil kristal yang lebih murni

    BalasHapus
  2. baiklah saya Palma L Lubis izin menjawab permasalahan no 2.dilakukannya benzene panas yaitu gara jalan reaksinya lebih cepat dan didapatkan hasil yang lebih baik trimaksih

    BalasHapus
  3. Baiklah saya Mashita A1C118083 akan mencoba menjawab permasalahan no 3
    Didinginkan disini fungsinya untuk menurunkan suhu larutan, jika dilakukan pendinginan pada ice bath maka hasilnya akan berbeda.
    Terimakasih.

    BalasHapus
  4. Baiklah saya Rizki Fitra Pratama (A1C118012) mencoba menjawab pernasalahan no 2 dari dari saudari .
    Digunakan pelarut benxen panas agar reakai yang terjadi lebih cepat, dan hasil yang didapatkan lebih cepat pula.
    Terimakasih

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini