JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
DISUSUN OLEH :
NAMA : BELLA VERONICA . S
NIM : A1C118095
KELAS : REGULER B 2018
DOSEN PENGAMPU :
Drs. Syamsurizal, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
I. Judul : Uji Karbohidrat
II. Hari/Tanggal : Jum’at, 11 Desember 2020
III. Tujuan:Adapun tujuan dari percobaan ini ialah :
• Dapat mengenal beberapa karbohidrat yang lazim dan sifat fisisnya
• Dapat mempelajari perbedaan penting sifat fisis dan kimia dari monosakarida, disakarida dan polisakaridaDapat menghubungkan reaksi karbohidrat dengan an-nawawi dasar dan gugus fungsinya
IV. LANDASAN TEORI
Karbohidrat terdiri dari tiga kelompok yaitu monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Monosakarida merupakan senyawa yang paling sederhana. oligosakarida merupakan senyawa yang dihidrolisis menghasilkan 2 sampai 6 gula monosakarida sedangkan polisakarida merupakan monomer monomer yang berasal dari monosakarida. contoh umum dari ketiga kelompok karbohidrat tersebut adalah glukosa dan amilosa. semua monosakarida dan disakarida serta beberapa polisakarida larut dalam air tetapi tidak larut dalam pelarut organik. karbohidrat yang pada hakekatnya adalah polialkohol membentuk ikatan hidrogen dengan air. Sifat kimia karbohidrat berhubungan dengan gugus fungsi yang terdapat pada molekul nya yaitu gugus oh, gugus aldehid dan gugus keton. semua monosakarida kebanyakan dari disakarida mereduksi senyawa pengoksidasi lemah seperti Cu dalam pereaksi fehling. Karbohidrat seperti ini disebut gula pereduksi. Agar dapat berfungsi sebagai gula pereduksi suatu karbohidrat harus mempunyai gugus fungsi sebagai aldehida atau gugus fungsi hemiasetal yang dapat membuka sebagai aldehida. dari ketiga bentuk glukosa hanya bentuk rantai terbuka 6 siklik yang dioksidasi oleh pereaksi fehling (Tim Penuntun Praktikum Kimia Organik II, 2020)
Karbohidrat adalah suatu sumber energi kalori utama dan merupakan sumber kalori yang murah. Jumlah kalori yang dapat dihasilkan oleh 1 gram karbohidrat adalah 4 Kal (kkal). Beberapa golongan karbohidrat menghasilkan serat-serat yang berguna bagi pencernaan. Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecahan protein tubuh yang berlebihan, kehilangan mineral, dan membantu metabolisme lemak dan protein, serta dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol lemak. Sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan(Yusrin,2017)
Karbohidrat adalah senyawa kimia yang menjadi sumber energi utama sekitar 80% dari tubuh manusia. Senyawa kimia zat gizi ini terdiri atas karbon, hidrogen dan oksigen dengan rumus kimia Cn(H2O)n, orang dewasa dengan aktivitas sedang setiap hari memerlukan karbohidrat sebesar 8 sampai 12 gram per kilogram berat badan. konsumsi karbohidrat sebaiknya 70% adalah gula kompleks yang bersumber dari serat. Kelebihan karbohidrat khususnya gula sederhana dapat memicu kondisi ketosis yaitu produksi keton oleh hati yang tidak dapat dioksidasi oleh darah. Keadaan ini dapat menyebabkan pembakaran lemak yang berlebihan dengan indikasi peningkatan volume urine, mual, depresi, lelah dan pusing. karbohidrat yang mengandung gula sederhana yaitu gula yang mengandung mudah dimetabolisme menjadi asetil koa yang senyawanya memasuki biosintesis lemak. asupan karbohidrat yang mengandung gula sederhana yang tinggi tanpa diikuti dengan aktivitas fisik akan mempercepat biosintesis lemak. Sumber karbohidrat utama adalah tumbuhan. ganyong adalah tanaman herbal berumbi dengan kandungan karbohidrat yang lebih tinggi sekitar 8 8,2% dibandingkan umbi-umbian lainnya. keberhasilan tersebut menjadi alasan untuk menjadikan ganyong sebagai ganti beras dalam rangka diversifikasi pangan (Nita,2014)
Dalam melakukan fungsinya tubuh memerlukan tenaga atau energi. energi yang diperlukan itu didapat dari energi potensial yaitu energi yang tersimpan dalam bahan-bahan makanan berupa energi kimia dimana energi tersebut akan dilepaskan setelah bahan makanan mengalami proses metabolisme dalam tubuh. di dalam tubuh zat-zat makanan yang mengandung unsur karbon dapat dipergunakan sebagai bahan pembentuk energi yaitu karbohidrat, lemak dan protein. karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat organik yang mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda. Meski terdapat persamaan persamaan dari sudut kimia dan fungsinya (Sumardjo, 2009)
V. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam percobaan ini ialah:
• Tabung reaksi
• Pipet tetes
• Pipet volume
• Bulb (filter)
• Kompor listrik
• Lampu alkohol atau spiritus
• Pengaduk kaca
• Martar atau lumpang
• Stopwatch
• Gelas kimia 100 dan 200 ml
• Gelas
• Termometer
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini ialah :
• Glukosa
• Sukrosa
• Selulosa atau Pati
• Asam sulfat pekat
• Asam klorida
• Natrium hidroksida (NaOH)
• Pereaksi molisch
• Pereaksi Benedict
Larutan iod
• Pereaksi tollens
• Pereaksi fehling
• Pereaksi basa kuat
• Pereaksi iod dan aquades
VI. Prosedur Kerja
6.1 Uji Molisch
• Diisi masing-masing tabung reaksi dengan 5 ml larutan gula (glukosa, sukrosa, zat Pati/selulosa dalam air)
• Ditambahkan 1 tetes pereaksi molisch dan dikocok perlahan
• Dimiringkan tabung lalu ditambahkan ke dalam 5 mili asam sulfat pekat dengan hati-hati melalui dinding tabung
• Diperhatikan warna lingkaran yang terbentuk pada batas pertemuan dari dua lapisan cairan dalam tabung
• Dikocok dan diencerkan dengan 5 ml air akan terbentuk warna ungu tua
6.2 Reaksi glukosa
A. Pereaksi fehling
• Dimasukkan 2 ml larutan fehling a dan 2 ml larutan fehling B di dalam tabung reaksi
• Ditambahkan beberapa tetes larutan glukosa lalu dikocok perlahan lahan
• Dimasukkan tabung tersebut ke dalam penangas air lalu diamati dan dicatat perubahan yang terjadi dan ditulis reaksinya
B. Pereaksi Benedict
• Dimasukkan 2 mili pereaksi Benedict ke dalam tabung reaksi
• Ditambahkan beberapa tetes glukosa dan diaduk perlahan
• Dimasukkan tabung ke dalam penangas air lalu diamati dicatat perubahan yang terjadi dan ditulis reaksinya
C. Pereaksi tollens
• Dimasukan 2 mili pereaksi tollens dan beberapa tetes larutan glukosa ke dalam tabung reaksi
• Dikocok perlahan dan dipanaskan lalu ditulis reaksinya
D. Uji Iod
• Dimasukkan masing-masing sampai glukosa, sukrosa, selulosa sebanyak 5 ml
• Ditambahkan larutan iod sebanyak 5 tetes dan diamati perubahan warna pada larutan
E. Dengan basa kuat
• Dimasukkan 2 ml larutan glukosa 10% dan 0,5 ml NaOH 25% diaduk perlahan
• Dipanaskan dalam air mendidih selama 5 menit dan diperhatikan rupa dan bahu dari zat yang terbentuk dan ditulis reaksinya
F. Reaksi Sukrosa
• Dilarutkan 1,5 gram sukrosa dalam 200 ml air ke dalam tabung reaksi
• Dilakukan seperti percobaan B nomor 1 2 3 dan 4 dengan menggunakan sukrosa sebagai pengganti glukosa
G. Reaksi Laktosa
• Dilarutkan 1,5 gram laktosa dalam 200 ml air.
• Dilakukan seperti percobaan b 1 2 3 dan 4 dengan menggunakan laktosa sebagai pengganti glukosa
6.3 Reaksi Pati
• Digerus menggunakan lumping sebanyak 0,5 gram Pati dengan sedikit air hingga terbentuk pasta dan dipindahkan ke gelas piala
• Ditambahkan air dan dilakukan dekantasi sebanyak 3 kali dengan air sampai cairan di atas endapan menjadi bening dan dikocok perlahan
• Dilakukan percobaan terhadap peti tersebut dengan menggunakan pereaksi fehling, basa kuat dan iod
• Digunakan 2 ml larutan suspensi zat Pati tadi untuk setiap percobaan
• Diamati dan dicatat setiap perubahan yang terjadi pada reaksi yang digunakan
6.4 Reaksi Pati yang dihidrolisis
• Dimasukkan 10 mili larutan Pati sisa percobaan 6.3 pada tabung reaksi dan ditambahkan 1 ml HCl pekat
• Dipanaskan perlahan dengan api kecil lalu diteteskan sedikit cairan pada larutan iodium
• Dipanaskan sampai larutan mendidih sambil setiap menit dilakukan uji warna
• Dilakukan uji ini 5 sampai 6 kali sampai tidak terjadi perubahan warna larutan dan diamati
• Dinetralkan oleh larutan dan dilakukan uji menggunakan pereaksi fehling
PERTANYAAN
1. Apakah pengaruh dari penggunaan H2SO4 dalam percobaan uji molish ini, dan bagaimana jika tidak digunakan apakah dapat digantikan dengan yang lain?
2. Pada percobaan uji iod, biasanya digunakan reagen iodin, nah apakah bisa digantikan dengan yang lain dan apakah ada pengaruh yang signifikan?
3. Pada saat proses uji benedict, apakah ada pengaruh sedikit atau banyaknya bemedict yang digunakan?
Baiklah saya Vika Seputri (086) akan mencoba menjawab permasalahan no. 3 menurut saya berpengaruh terhadap hasil yang didapat kan karena semakin banyak konsentrasi monosakarida atau gula pereduksi dalam suatu larutan, akan membuat warna larutan semakin merah bata. Jadi apabila setelah diuji benedict suatu larutan berwarna hijau, maka konsentrasi monosakarida atau gula pereduksinya sedikit. Apabila berwarna kuning maka konsentrasinya lebih banyak, dan apabila berwarna merah bata maka konsentrasinya lebih banyak lagi. Namun apabila larutan tetap berwarna biru, hal itu menandakan bahwa tidak terdapat monosakarida atau gula pereduksi dalam larutan tersebut. Terimakasih 🙏🏻
BalasHapusbailah saya Palma L Lubis akan mencoba menjawab permasalahan no 1 dimana pada uji molisch H2SO4 yaitu digunakan sebagai pelarut dalam uji ini yang nantinya di campur dengan gula atau asam sulfat ini bisa juga disebut sebagai oksidator dalam percobaan ini yang akan mengoksidasi gula sehingga hasilnya nanti akan berubah ,menurut saya larutan asam sulfat ini tidak bisa digantikan dengan yang lain jika pun ada mungkin hasilnya tidak akan sesuai yang kita harapkan terimakasih .
BalasHapusBaiklah saya Rizki Fitra Pratama (A1C118012) mencoba menjawab pernasalahan no 2 dari dari saudari . Bisa digantikan reagen iodeine dengan reagen lain, tetapi setiap penggantian reagen terawbut pasti ada perbedangan hasil dengan reagen yg digantikan.
BalasHapusTerimakasih