JURNAL PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK II





DISUSUN OLEH :
BELLA VERONICA SIMANJUNTAK
(A1C118095)


DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL M.Si


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020






I. Judul                      : Pembuatan Senyawa Organik                                        Asam Oksalat

II. Hari, Tanggal     : Kamis, 15 Oktober 2020

III. Tujuan              : Adapun tujuan dari praktikum                                       ini, ialah :
Dapat memahami cara pembuatan asam oksalat dengan zat organic yang memiliki berat molekul besar sebagai bahan dasarnya
Dapat memahami reaksi oksidasi dengan menggunakan oksidator kuat
Dapat mengetahui sifat-sifat asam oksalat dengan kegunaannya


IV.        Landasan Teori
Asam oksalat merupakan suatu senyawa kimia dengan rumus C2H2O4 dengan nama sistematis asam etanadioat. Asam oksalat tergolong ke dalam asam karboksilat lebih spesifiknya asam dikarboksilat yang bisa dikatakan paling sederhana karena memiliki rumus HOOC – COOH. Jika dibandingkan dengan asam asetat asam oksalat memiliki tingkat keasaman 10.000 kali lebih tinggi. Terdapat dua jenis asam oksalat yaitu asam oksalat dihidrat dan asam oksalat anhidrat. Asam oksalat anhidrat mempunyai berat molekul 90,04 gr/mol dengan melting point 187 °C. Karakteristik dari asam oksalat anhidrat adalah memiliki warna putih, tidak berbau, dan tidak menyerap air. Gerakan asam oksalat dihidrat mempunyai berat molekul 126,07 gr/mol dan melting point 101, 5°C, kandungan dari asam oksalat dihidrat merupakan air 28,58% dan asam oksalat 71,42%>. Asam oksalat juga memiliki sifat toksik atau dapat bertindak sebagai racun serta karsinogenik, di mana asam oksalat dapat mengendap di dalam tubuh manusia dan dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan kanker(Fessenden, 1982).

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus molekul H2C2O4 dengan nama sintesis asam etanodioat. Asam oksalat sendiri adalah bagian dari asam dikarboksilat yang paling sederhana dengan rumus HOOC-COOH. Asam oksalat sendiri sifat asamnya lebih kuat dibandingkn dengan asam asetat. Asam oksalat terbagi menjadi 2 yakni asam oksalat anhidrat dan asam oksalat dihidrat. Sintesis asam oksalat bisa dilakukan melalui reaksi oksidasi sukrosa atau gula pasir dengan asam nitrat (HNO3). Pada saat penambahan sukrosa atau gula pasir kedalam asam nitrat (HNO3) pekat maka akan timbul gas NO2 (nitro) yang berwarna coklat. Sehingga pada pelaksanaanya harus dilaksanakan dalam lemari asam dikarenakan pada reaksi ini akan terbentuk gas NO2 (nitro) yang bersifat karsinogenik apabila uapnya terhirup. Kristal asam oksalat akan terbentuk pada suasana dingin, sehingga proses pembuatan asam oksalat ini diatur sedemikian rupa agar kristal asam oksalat dapat terbentuk. Kristal asam oksalat yang terbentuk yakni berwarna kuning muda ( Dian, dkk., 2015).

Jika dipanaskan pada suhu diatas 175°C, maka akan terjadi reaksi penguraian asam oksalat menjadi asam formiat dan gas karbondioksida. Biasanya asam oksalat banyak digunakan di laboratorium sebagai larutan standar pada proses titrasi. Secara kontekstual kehidupan sehari-hari asam oksalat banyak digunakan pada industri tekstil sebagai bahan pewarna tekstil. Asam oksalat disintesis melalui reaksi oksidasi dengan bahan utama adalah gula pasir dengan oksidator asam kuat(Tim Kimia Organik II,2020).

Pada percobaan ini, sintesis asam oksalat dilakukan dengan reaksi oksidasi sukrosa atau gula pasir dengan menggunakan asam nitrat pekat (HNO3), ketika dilakukan pemanasan diatas penangas air, maka campuran tersebut akan menimbulkan gas nitro (NO2) gas ini berwarna merah-kecoklatan dan merupakan gas beracun, baunya menyengat, dan merupakan salah satu polutan udara utama. Oleh karena itu, selama proses reaksi berjalan, semua langkah yang berkenaan dengan gas nitrogen harus dilakukan di lemari asam, karena jika tidak gas NO2 atau Nitro akan terhirup oleh praktikan dan menimbulkan gejala keracunan karena gas ini bersifat karsinogenik apabila uapnya terhirup(Lehninger,1984).

Menurut Hermanto(2008), kristal asam oksalat tidak dapat terbentuk pada suasana panas, diperlukan suhu dingin untuk membentuk kristal asam oksalat, sehingga proses sintesis dari asam oksalat ini diatur sedemikian rupa supaya molekul asam oksalat tersebut dapat beragregasi. Diperkirakan kristal asam oksalat nantinya akan berwarna kuning muda.

V. Alat dan Bahan

5.1 Alat
 Alaat yang digunakan dalam praktikum ini ialah :
Labu dasar datar 750 ml
Corong Buncher
Corong gelas
Gelas piala 500 ml
Kasa, 
kaki tiga
Bunsen
Penangas
Gelas ukur
Termometer
Pengaduk

5.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
Gula pasir 200gr
Asam Nitrat Pekat 100 ml
Etanol


VI.Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada percobaan ini ialah :
1. Dimasukkan 20gr gula pasir ke dalam labu dasar datar berukuran 750 ml
2. Ditambahakan dengan 100 ml asam nitrat pekat
3. Dipanaskan di atas penagas air perlahan-lahan sampai mendidih
4. Bila sudah timbul uap coklat NO2,Diangkat labu datar.
5. Dipindahkan ke atas balok kayu untuk melanjutkan reaksi tanpa pemanasan(dibiarkan selama 15 menit)
6. Dituangkan hasil reaksi kedalam gelas piala 50 ml
7. Dicuci labu dengan 20ml air dingin dan air cucian.
8. Dimasukkan ke dalam gelas piala yang lain
9. Ditambahkan 20 ml asam nitrat pekat
10. Diuapkan di atas penangas air sehingga volume cairan 20 ml.
11. Ditambahkan 40 ml air ke dalam larutan yang tinggal 20 ml
12. Kemudian diuapkan lagi sampai volume tinggal 20 ml
13. Dinginkan larutan ini dalam air es(kristal asam oksalat segera terbentuk)
14. Disaring Kristal asam oksalat yang terbentuk ini dengan corong buncher
15. Kemudian direkristalisasi asam oksalat yang diperoleh dengan melarutkannya dalam air panas
16. Dinginkan untuk mendapat Kristal yang lebih murni
17. Disaring, keringkan dan periksa titik lelehnya. Titik leleh asam oksalat murni ... C (bila belum murni, maka murnikan lagi Kristal asam oksalat ini dengan rekristalisasi kembali dalam air panas).

PERTANYAAN

1. Mengapa saat pencampuran antara gula dengan asam nitrat yang dilanjutkan dengan pemanasan mengeluarkan asap kecoklatan ?
2. Mengapa setelah proses oksidasi terjadi, diperlukan suasana yang dingin?
3. Pembuatan asam oksalat dengan bahan baku utama gula pasir atau sukrosa menggunakan prinsip reaksi oksidasi, di mana asam kuat digunakan sebagai oksidator , bagaimana jika Asam nitrat digantikan oleh asam kuat lain?

















Komentar

  1. Baiklah, saya Thifani Aulia Putri Pane NIM A1C118009 akan mencoba menjawab permasalahan nomor dua. Dengan adanya suasana dingin dengan melakukan proses pendinginan pada pembuatan asam oksalat ini akan membuat kristal asam oksalat akan cepat terbentuk. Terimakasih.

    BalasHapus
  2. Baiklah,saya Palma L Lubis nim (014) akan mencoba menjawab permasalahan yang no 1 dimana saat pencampuran antara gula dengan asam nitrat yang dilanjutkan dengan pemanasan mengeluarkan asap kecoklatan ini disebabkan karena asam nitrat sudah mengoksidasi gula sehingga timbullah gas yang disebut dengan NO2 .Terimaksih

    BalasHapus
  3. Baiklah saya Rizki Fitra Pratama (A1C118012) akan mencoba menjawab permasalahan no 3 dari saudari.
    bisa digantikan dengan asam kuat lain nya tetapi reaksi tidak berjalan dengan sempurna karena mungkin sifat keasaman nya yang sedikit dari asam nitrat

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini