JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II




DISUSUN OLEH :

NAMA : BELLA VERONICA . S

                     NIM : A1C118095

                     KELAS : REGULER B 2018


                            DOSEN PENGAMPU :

                          Drs. Syamsurizal, M.Si



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020




I. Judul : Skrining Fitokimia Senyawa Bahan Alam

II. Hari, Tanggal : Jum’at, 20 November 2020

III. Tujuan :

Adapun tujuan dari praktikum ini, ialah :

Mahasiswa dapat mengenal dan memahami teknik-teknik skrinning fitokimia bahan alam

Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis pereaksi yang digunakan dalam skrinning fitokimia bahan alam

Mahasiswa dapat melakukan skrinning fitokimia bahan alam dari suatu simplisia tumbuhan


IV. Landasn Teori

Menurut Fansworth(1966) yang dimaksudkan dengan skrining fitokimia adalah pemeriksaan kimia secara kualitatif terhadap senyawa-senywa aktf bioligis yang terdapat dalam simplisa tumbuhan ataupun makhluk hidup lainnya .

Pereaksi yang digunakan untuk skrinning fitokimia pada masing-masing jenis metabolit sekunder tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan larutan-larutan pereaksi untuk alkaloida yaitu pereaksi wagner, pereaksi meyer dan dragendorf. Untuk jenis steroid dan terpenoid dapat digunakan pereaksi Liebermann buchard, sedangakan unutk identifikasi flavonoid dapat digunakan pereaksi shinoda dan larutan NaOH10% (Tim  Praktikum Kimia Organik II)

Alkaloid

Alkaloid ialah suatu golongan senyawa organic yang banyak ditemukan di alam. Hampir seluruh senyawa alkaloid berasal dari tumbuh- tumbuhan dan tersebar dalam berbagai jenis tumbuhan. Semua alkaloid mengandung paling sedikit satu atom nitrogen yang biasanya bersifat basa dan dalam sebagian besar atom nitrogen ini merupakan bagian dari cincin heterosiklik.

Identifikasi Alkaloid dapat dilakukan yaitu :

1. Dengan pereaksi Mayer, membentuk endapan putih.

2. Dengan pereaksi Wagner, membentuk endapan coklat.

3. Dengan pereaksi Dragendorf, membentuk endapan coklat/orange.


Triterpenoid atau Steroid

Triterpenoid merupakan senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprene dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik yaitu skualen. Senyawa ini berstruktur siklik, kebanyakan berupa alkohol, aldehid atau asam karboksilat. Uji yang banyak digunakan adalah Lieberman-Buchard anhidrida asetat- H2SO4  pekat yang dengan kebanyakan triterpen dan sterol memberikan warna hijau – biru. Sterol satu steroid adalah triterpenoid yang  kerangka dasarnya cincin siklopentana perhidrofenantren. Senyawa sterol pada tumbuhan disebut dengan fitosterol, yang umumnya terdapat pada tumbuhan tinggi adalah sitosterol, stigmasterol, dan kampesterol.

Flavonoid

Flavonoid dapat kita temukan dalam tumbuhan sebagai campuran, jarang sekali dijumpai, hanya flavonoid tunggal dalam jaringan tumbuhan. Disamping itu, sering terdapat campuran yang terdiri atas flavonoid yang berbeda kelas. Penggolongan jenis flavonoid dalam jaringan tumbuhan mula- mula didasarkan pada telaah sifat kelarutan dan reaksi warna. Kemudian diikuti dengan pemeriksaan ekstrak tumbuhan yang telah dihidrolisis secara kromatografi.

Tanin

Tanin ialah enyawa organik yang terdiri dari campuran senyawa polifenol kompleks, dibangun dari gugus atom C, H, dan O serta sering membentuk molekul besar. Tanin yang terdapat pada kulit kayu bisa berfungsi sebagai penghambat kerusakan akibat serangan serangga dan jamur, karena memiliki sifat antiseptik . Dari struktur kimianya, tanin dapat  digolongkan menjadi dua macam, yaitu tanin terhidrolisis dan tanin terkondensasi.

Identifikasi Tanin dapat kita lakukan dengan cara  yaitu:

1. Diberikan larutan FeCl3, berwarna biru tua/hijau violet/hitam kehijauan.

2. Ditambahkan Kalium Ferrisianida + amoniak, berwarna coklat.

3. Diendapkan dengan garam Cu, Pb, Sn dan larutan Kalium Bikromat, berwarna coklat.

Saponin

Saponin ialah triterpena atau steroid yang terutama terdapat sebagai glikosida. Saponin merupakan suatu senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun, dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya membentuk busa dan menghemolisis sel darah.

Uji saponin yang sederhana ialah dengan mengocok ekstrak alkohol- air dari tumbuhan dalam tabung reaksi, kemudian amati apakah ada busa tahan lama pada permukaan cairan.


Kuinon

Kuinon ialah suatu senyawa berwarna dan mempunyai kromofor dasar seperti kromofor pada benzokuinon, yang terdiri dari dua gugus karbonil yang berkonjugasi dengan dua ikatan rangkap karbon- karbon. Untuk tujuan identifikasi, kuinon dapat dipulih menjadi empat kelompok : benzokuinon, naftokuinon, antrakuinon, dan kuinon isoprenoid. Tiga kelompok pertama biasanya terhidroklisasi dan bersifat senyawa fenol serta mungkin terdapat in vivo dalam bentuk gabungan dengan gula sebagai glikosida atau dalam bentuk kuinol. Untuk memastikan adanya suatu pigmen termasuk kuinon atau bukan, reaksi warna sederhana masi tetap berguna. Reaksi yang khas ialah reduksi bolak balik yang mengubah kuinon menjadi senyawa tanwarna, kemudian warna kembali lagi bila terjadi oksidasi oleh udara.


V. Alat dan Bahan

5.1 Alat

Tabung reaksi 20 buah

Erlenmeyer 250ml

Plat tetes

Gelas kimia 200ml

Pipet tetes

Corong gelas

Gelas ukur

Lumpang


5.2 Bahan

Pereaksi Dragendorf

Pereaksi Mayer

Pereaksi Wagner

NaOH

Padatan Etanol

Iodine

Brusin KI

Heksan Shinoda

Metanol

Kloroform 


VI. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja pada percobaan ini ialah :

Pemeriksaan Alkaloida

1.    Dihaluskan simplisia tumbuhan sebanyak 2-4 gr pada lumpang dengan menambahkan sedikit kloroform dan pasir bersih

2.    Bahan tumbuhan yang sudah halus dibasahi dengan 10ml kloroform, lalu gerus lagi dan ditambahkan 10 ml kloroform amoniak 1/20 N dan gerus lagi.

3.    Disaring bahan yang telah digerus tadi kedalam tabung reaksi, tambahkan 10 tetes larutan asam sulfat 2 Normalitas lalu dikocok.

4.    Dipisahkan dan didekantasikan lapisan asam kedalam tiga tabung reaksi kecil dan masing-masing tabung ditambahkan dengan satu tetes pereaksi Meyer, Wagner, dan Dragendorf.

Pemeriksaan Steroid dan Terpenoid

1.    Dimasukkan simplisia tumbuhan 5 gr kering yang telah dirajang halus kedalam erlenmeyer 250 ml. Lalu tambahkan dengan 25 ml etanol dan diaduk-aduk.

2.    Panaskan diatas penangas air selama 10 menit (jangan menggunakan api langsung), dan saring dalam keadaan panas.

3.    Diuapkan filtrat pelarutnya dengan rotary evaporator atau dengan menggunakan penangas air sehingga diperoleh ekstrak pekat etanol.

4.    Dititrasi ekstrak pekat etanol dengan sedikit eter dan beberapa tetes larutan eter ditempatkan dalam 2 lobang plat tetes dan biarkan kering.

5.    Ditambahkan 2-3 tetes anhidrida asam asetat, diaduk dengan perlahan-lahan.

6.    Ditambahkan 1 tetes asam sulfat pekat dan amati perubahan warna yang terbentuk.

7.    Diperiksa reaksi dengan menambahkan asam sulfat pekat pada lobang plat tetes yang satu lagi, amati warna yang terjadi. Jika terbentuk warna yang sama sangat boleh jadi contoh tumbuhan yang diperiksa tidak mengandung terpenoida tapi senyawa lain yang bereaksi dengan asam sulfat pekat.

Pemeriksaan Flavonoida

1.    Diekstrasksi 0,5 gr simplisia tumbuhan yang telah dihaluskan dengan 10 ml etanol panas selama 5 menit dalam tabung reaksi.

2.    Disaring hasil ekstrak dan filtratnya ditambahkan beberapa tetes HCl pekat, lalu ditambahkan lebih kurang 0,2 gr bubuk magnesium. Bila timbul warna merah tua, menandakan contoh mengandung flavonoid. Cara uji teknik shinoda (Mg+HCl).

3.    Cara lain pengujian flavonoid, dengan menambahkan ekstrak etanol diatas dengan 2 tetes NaOH 10% . adanya flavonoid ditandai dengan perubahan warna kuning-orange merah.

Pemeriksaan Saponin

1.    Dimasukkan 0,5 gr bahan tumbuhan kedalam tabung reaksi, lalu tambahkan 10 ml air panas dan biarkan menjadi dingin kemudian dikocok selama 10 detik.

2.    Bila terbentuk busa yang stabil setinggi 1-10cm selama 10 menit tidak hilang saat penambahan 1 tetes asam klorida 2N pada perlakuan ini, berarti tes saponin adalah positif.

Pemeriksaan Kuinon

1. Dipotong-potong halus simplisia tumbuhan


2. Diekstraksi dengan eter


3. Jika warna contoh yang diuji masuk kedalam pelarut eter boleh jadi zat warna yang ada adalah kuinon.



Pemeriksaan Kumarin


1. Diekstrak etanol atau metanol dari contoh kromatografi lapis tipis, dengan menggunakan eluen etil asetat atau etil asetat : metanol (9:1) atau (8:2). 

2. Dilakukan dibawah sinar ultraviolet gelombang panjang 360 nm kumarin biasanya akan berfloresensi biru dan kalau noda ini.

3. Diberi uap ammonium akan terlihat noda yang berwarna kuning.


PERMASALAHAN :        

1. Pada percobaan alkaloida menggunakan pereaksi Wagner, apakah pereaksi Wagner ini dapat digantikan menggunakan zat pereaksi lain?   

2. Pada pemeriksaan saponin jika tidak muncul busa apakah dikatakan bahwa pemeriksaan saponin gagal?

3. Pada saat uji coba steroid dan terperoid apakah disini fungsi penambahan HCL?



Komentar

  1. Saya Nely Frisca (A1C118036) akan mencoba menjawab permasalahan nomor 3. Pada uji steroid dan terpenoid fungsi ditambahkan asam sulfat yaitu sebagai katalisator untuk melihat perubahan warna yang terjadi.

    BalasHapus
  2. Saya Erik Surya Kurniawan NIM A1C118027 akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 2. Jika pada uji saponin tidak muncul busa maka hal ini berarti bahwa sampel yang diuji tidak mengandung saponin (hasil uji negatif). Dimana senyawa yang mengandung saponin apabila ditambahkan dengan air dan dikocok maka akan timbul busa.

    BalasHapus
  3. Baiklah, saya Wiwit Rama Riska NIM A1C118022 akan mencoba menjawab permasalahan nomor 1, yaitu bisa, dengan menggunakan pereaksi Drafendrof, dan Wagner.
    Terima kasih

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini