LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PERCOBAAN “ Uji Protein dan Asam Amino”


VII. Data Pengamatan



VIII. Pembahasan

Pada praktikum kali ino membahas tentang uji protein dan asam amino nah sesuai dengan perlakuan yang ada pada data pengamatan pada pengamatan video ini, dalam melakukan uji protein, yang pertama disiapkan 4 tabung reaksi, dengan tabung pertama yaitu fenilalanin, tabung kedua yaitu alanin, tabung ketiga yaitu susu, dan tabung keempat yaitu albumin. Keempat tabung reaksi yang berisi sampel ini akan digunakan untuk uji biuret. Dengan hasil yang didapat atas perlakuan pertama ini yaitu pada tabung 1,2,dan 4 tidak berwarna sedangkan tabung 3 berwarna putih. Perlakuan selanjutnya yaitu ditetesin dengan biuret, tujuan perlakuan ini untuk melakukan uji biuret. Selanjutnya kita homogenkan, tujuannya supaya terbentukny warna pada hasil uji biuret. Dengan hasil yang didapat pada perlakuan ini yaitu pada tabung 1 dan 2 yaitu tidak berwarna sedangkan pada tabung 3 dan 4 berwarna ungu. Kemudian dilakukan pemanasan dengan dimasukkan tabung 3 dan 4 tadi kedalam gelas kimia yang terdapat air yang dipanaskan. Tujuan dari perlakuan ini untuk mempercepat laju reaksi. Hasil yang didapatkan yaitu pada tabung 3 berwarna coklat muda sedangkan pada tabung 4 berwarna coklat tua pada bagian atasnya dan berwarna bening pada bagian bawahnya.

Protein ini memiliki molekul besar dengan bobot molekul bervariasi antara 5000 sampai jutaan. Protein juga dapat digunakan sebagai sumber energi apabila tubuh kita kekurangan karbohidrat dan lemak. Adapun makanan sebagai sumber protein adalah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahan. Protein akan menghasilkan asam-asam amino akibat hidrolisis oleh asam atau enzim.

 Uji Biuret adalah uji yang digunakan untuk mengetahui adanya ikatan peptida pada sampel protein. Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada pemanasan dua molekul urea. Uji Biuret didasarkan pada reaksi antara ion dan kata peptida dalam suasana basa. Pereaksi Biuret akan berikatan pada gugus terakhir asam amino pada protein utuh diantara ikatan peptida, dan asam amino bebas. Hasil pengamatan percobaan menunjukkan bahwa dari tiga sampel yang diuji yaitu aquades, albumin dan glisin, hanya albumin yang bereaksi positif dengan pereaksi biuret, sedangkan aquades dan glisin bereaksi negatif. Hal ini menunjukkan bahwa pada albumin yang bereaksi positif terdapat ikatan peptida yang menggabungkan asam amino yang satu dengan yang lainnya yang ditandai dengan perubahan warna dari ungu menjadi coklat pekat setelah dipanaskan. Hal ini sesuai dengan pendapatn Fesenden (1997) yang menyatakan bahwa dalam suasana basa, ion  yang berasal dari pereaksi Biuret (CuSO4) akan bereaksi dengan gugus –CO dan –NH dari rantai peptida yang menyusun protein membentuk kompleks berwarna violet. Bintang (2010) menyatakn bahwa semakin banyak asam amino bebas, ikatan peptida bebas dan rantai terakhir asam amino, maka warna ungu akan semakin nampak. Aquades dan glisin bereaksi negatif ditandai dengan tidak terjadinya perubahan warna yang menunjukkan tidak adanya ikatan peptida pada sampel tersebut. Untuk melakukan uji biuret ini selain menggunakan reagen biuret bisa juga menggunakan salah satu komponennya yaitu CuSO4, yang mana CuSO4 ini uga termasuk pada komponen dalam membuat larutan biuret. Larutan CuSO4 memiliki sifat basa yang bereaksi dengan polipeptida, sedangkan polipeptida ini merupakan penyusu dari senyawa protein. Yang menandakan adanya protein yaitu adanya ikatan polipeptida di dalam sampel dan ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi ungu. Warna ungu ini menandakan bahwa Cu2+ mengalami reduksi menjadi Cu+ dan hal ini pula yang menandakan bahwa reaksi sudah bisa dihentikan.

IX. Kesimpulan

Kesimpulan atas percobaan ini ialah:

·        Protein bisa menggumpal dikarenakan terjadinya proses koagulasi di protein yang merupakan proses penggumpalan sehingga bisa membentuk endapan.

·         Pengendapan protein yang dengan logam berat memiliki sifat reversible.

·        Denaturasi dari protein bisa terjadi dengan adanya pengaruh dari logam-logam berat, jika terjadi denaturasi, maka akan terjadi pula penurunan kelarutan protein dalam air sehingga bisa membentuk gumpalan-gumpalan yang berwarna putih.

·        Uji biuret bertujuan untuk membuktikan adanya ikatan peptide didalam sampel.

·        Uji xanthoprotein dipakai untuk menguji adanya senyawa protein yang jika larutan itu mengandung protein maka aka nada endapan putih jika dipanaskan maka warnanya menjadi kuning atau jingga

X. Pertanyaan Pasca

·        Apakah akan berpengaruh pada hasil akhir saat uji biuret menggunakan reagen biuret langsung dan komponennya?

·        Mengapa uji protein sangat dibutuhkan untuk diperlukan?

·        Apa yang menjadi tanda bahwa dalam suatu senyawa tersebut mengandung protein?

 

Komentar

  1. Saya Nely Frisca (A1C118036) akan menjawab permasalahan nomor 1. Menurut saya itu tidak terlalu berpengaruh karena biuret itu terdiri dari komponen tadi, kalau pun misalnya ada pengaruhnya bisa saja pada hasil yg didapatkan itu kurang akurat, dimana menurut saya penggunaan dalam bentuk sudah reagen biuret itu pasti sudah ditakar sebelumnya sehingga akan menunjukkan hasil yg lebih baik dari pada yg masih komponen-komponennya Karena seperti yang saya bilang tadi sudah adanya pengukuran yg teliti dan sesuai standar, dimana jika kita menggunakan komponen itu bisa saja kelebihan atau kekurangan yg membuat hasil yg didapatkan kurang maksimal.

    BalasHapus
  2. Baiklah saya Mashita (083) akan mencoba menjawab permasalahan no 3
    Uji xanthoprotein dipakai untuk menguji adanya senyawa protein yang jika larutan itu mengandung protein maka aka nada endapan putih jika dipanaskan maka warnanya menjadi kuning atau jingga. Terimakasih

    BalasHapus
  3. Baiklah saya Muhamad Khoirul Abdillah (040) akan mencoba menjawab permasalahan nomor 2. uji ini sangat di butuhkan agar dapat mengetahui bagaimana ikatan kimia yang terjadi pada asam amino dan protein

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini